Kunci Sukses

Banyak resiko dan biaya besar yang harus ditanggung untuk mewujudkan cita – cita, akan tetapi jauh lebih panjang resikonya serta lebih besar biaya yang harus ditanggung ketika berdiam diri, berpangku tangan dan duduk manis.

Setiap orang mendambakan SUKSES, sukses dalam menjalani hidup ; sukses dalam pekerjaan ; sukses dalam membina rumah tangga dan sukses – sukses lainnya.

Sukses atau keberhasilan selalu didampingi oleh kecenderungan atau “dominasi” ; cenderung pada ‘harta, pada tahta, pada wanita’. Yang namanya cenderung itu tidak baik, karena cenderung adalah ibarat ‘mabuk’. Misalkan, cenderung pada wanita disebut mabuk janda, cenderung pada harta adalah gila harta, cenderung pada tahta – edan kekuasaan.
Oleh karenanya mari kita berupaya untuk meminimalkan kecenderungan agar sukses kita selaras dan seimbang hingga mencapai ‘kemenangan’Sebab “Kemenangan sejati dalam perjuangan tidak akan pernah runtuh, namun ketika kita berusaha mempertahankan dan meningkatkannya setiap saat akan mengalami jatuh”.

Suskes itu relatif . Relatif cukup ; cukup sukses, relatif bagus, relatif sempurna hingga mencapai titik relatif tak terhingga. Sejauh mana kesuksesan yang dapat diraih kita tak pernah tahu dan terkadang tak dapat dirasakan dengan nyata. Namun sebagai gambaran, bisa dilihat dari perbandingan diri dengan lingkungannya.
 
Seumpama seseorang memiliki potensi demi mencapai sukses, punya uang ; punya modal dan sebagainya, kemudian lingkungannya mendukung, sudah sewajarnyalah jika mencapai sukses. Tapi sebaliknya ; jika lingkungannya tidak mendukung, dirinya kurang beruntung, juga keluarganya hidup dalam kesederhanaan, maka akan terlihat unggul dibandingkan dengan lingkungannya ketika dia meraih sukses.

Seumpama seseorang tinggal di kampung, beristeri sholehah berkerudung, dapat hasil usaha segayung namun berpuasanya setahun, terkadang merokoknya puntung, makan dengan kangkung, sesekali sayur rebung. Tapi kemudian usaha dan kerja keras lalu punya modal untuk buka usaha warung, awalnya hanya bersepeda jangkung, lama – kelamaan punya colt buntung..., laba usaha asalnya cuma digulung – gulung lalu menggunung, itu yang disebut beruntung.....

Manusia tak pernah merasa puas dengan kesuksesannya, mereka selalu berjuang memperbaiki keadaan demi mencapai sukses. Itu bagus,... karena hal seperti itu adalah tanda manusia 'hidup', selalu bersikap optimis.
Namun jika seseorang tidak mau berusaha memperbaiki kehidupannya itulah manusia 'hidup yang mati' ; mati rasa, mati hatinya, mati keinginannya, tak ada daya juang. Walau setiap saat berdoa, Yang Maha Kuasa tidak akan merubah keadaannya.
Jadi kalau begitu kunci pertama adalah optimis.

Perlu diingat bahwa sukses itu adalah suatu titik keadaan atau tingkatan dari sebuah proses yang sedang kita tempuh, juga kita tidak perlu terlena didalamnya, karena Sukses bukan tujuan utama, bukan pula tujuan akhir. Namun jika manusia saat melaksanakan ibadah sholat meninggal dunia dengan tenang, atas izin serta ridhoNya itupun bisa juga disebut sukses ; sukses telah menyelesaikan tuntutan kehidupan dunia. Pertanyaannya : sukses mana dan seperti apa yang akan kita raih...??

Hanya bermodalkan sikap optimis saja tidak akan mengantarkan kita pada sukses yang akan kita raih. Setelah kita merasa optimis dalam menghadapi kehidupan, mari kita mempertebal keIMANan, karena sikap optimis itu adalah bagian kecil dari keimanan.

Iman secara tidak kita sadari, pada intinya dapat membentuk percaya diri, mental, hati, tekad juga pendirian atau sikap mental optimis itu sendiri. Kekuatan iman dapat mendorong manusia untuk selalu berjuang, bertekad bulat, keukeuh pada pendirian. Walau hujan lebat diselingi oleh halilintar menggelegar, motor mogok - ban bocor, kondisi jalan berlubang – aspal bolong, menanjak jauh kemana – mana, disisi kiri tebing dikanan jurang, malam gelap kurang terang, tidak akan menjadi halangan, malah dianggap hanya sebuah tantangan..., seperti itulah gambaran ‘kekuatan iman’.

Pengaruh iman dapat menumbuhkan hal – hal sebagai berikut :
  1. Kekuatan Fikir (cerdas hati) ; tumpulnya daya pikir penyebabnya adalah dosa perdosaan, makanan,  barang atau perkara yang diharamkan oleh Allah.
  2. Kekuatan Fisik ; jika jiwa sehat, akan tumbuh fisik yang kuat.
  3. Kekuatan Ruh ; (maaf, penulis tak dapat menggambarkan kekuatan ruh ; ada metoda khusus untuk menggali kekuatan ruh).
Kuat, kokoh, tebal keimananya tanpa ilmu akan sasar, salah jalan, menyimpang dari tujuan, takkan tercapai akhirnya, terjerumus kedalam jurang hina – nista, tergiur oleh haliyah dunia (hawa dunia ; bisikan tipu daya muslihat syaitan), terpengaruh dominasi atau kecenderungan itu tadi, sehingga timbul keraguan, cangcaya, tidak percaya diri, Ciri iman mulai tipis terkikis. Pada akhirnya diri jadi saksi, badan katempuhan (menanggung akibat & resiko), raga tiada daya, ‘geuring nangtung ngalanglayung’ hidup segan – mati tak mau, hanya bisa meratapi keadaan yang semakin terpuruk. Maka kunci yang sangat mendasar adalah ILMU - pengetahuan.

ILMU dapat membentuk akal, juga melatih pikir. Dapat membedakan mana yang baik – mana yang buruk, dapat memilih, dapat menimbang, hingga memutuskan. Misalkan membaca tanpa ilmu baca, atau berjualan tanpa ilmu dagang ; ibarat monyet ingin makan buah kelapa.
Karenanya ilmu itu penting, tuntutlah ilmu sampai ke negeri cina hingga ajal menjemput, begitu menurut keterangan.

Yang dapat menentukan kesuksesan adalah sikap juga moral atau lebih tepatnya dikenal dengan ahlaq, juga sering disebut dengan amal atau perbuatan. Tentukan sikap, bagaimana kita bersikap kepada orang tua, anak, isteri, kakak, adik, keluarga, kerabat, handaitaulan, teman, kawan, sejawat, atasan, bawahan, guru, murid, dan seterusnya.

Silahkan gali dan kaji literatur atau keterangan – keterangan mengenai “sikap mental” seperti ; musyahadah, muhasabah, mujahadah, thaubat, ikhlas, tawakal, optimis, takut, syukur,  tafakur, mahabah, takwa, wara’.

Berikut contoh sikap yang mengantar kesuksesan,

Sikap mental tekun :
  1. Bekerja menurut kemampuan ; ulah ngarawu ku siku, moro peucang ngaleupaskeun peusing ; jangan selalu memandang keatas, sesekali harus menatap bawah, lebih baik tataplah atas - bawah, depan – belakang, kiri – kanan. Ibarat sedang mengendarai sepeda motor, selain memandang kedepan sesekali harus melihat kaca spion untuk memeriksa keadaan belakang, periksa keadaan diatas ; mendungkah atau cerah, tengok kebawah periksa indikator – indikator ; bensin, ampere meter dll, lihat lawan disamping kiri – samping kanan. Jangan pernah memaksakan diri jika tidak mampu, sebab akan berakibat celaka.
  2. Jangan pernah menganggap remeh waktu ; lantaran waktu sesungguhnya manusia merugi. Bagi anda yang berjiwa optimis waktu adalah uang, maka pandai – pandai menggunakan waktu ; selagi sempat dan ada waktu, karena kesempatan takkan datang dua kali. Pada kenyataannya waktu adalah ibarat pedang, setiap saat akan selalu menebas ; coba saja berdiri di depan cermin sambil mengingat bagaimana rupamu tempo dulu, kemanakah perginya tubuh yang dahulunya tegap kenapa menjadi bungkuk?, kenapa kulit yang sintal menjadi keriput, rambut yang hitam lalu memutih, Adalah karena waktu. Waktu dapat menuntun kita kepada maut atau kematian, dan kita berjalan menuju kematian.
  3. Sekala prioritas ; utamakan yang penting diantara yang penting, pilih yang utama diantara yang lain, tapi ulah nampik rezeki sauetik. Urutkan pekerjaan berdasarkan kepentingan dan keutamaan, tetapi bukan pilih dan pilah berdasarkan untung dan rugi. Kemudian setelah selesai mengerjakan satu perkara, maka mulai kerjakan perkara lain, jangan coba meninggalkan perkara yang belum selesai, sehingga tertumpuk oleh perkara –perkara yang lain. Jika perkara sudah tertumpuk akan memicu kita untuk malas menyelesaikannya.
  4. Tetap pada pendirian ; jangan mau tahu urusan orang lain ; cobalah keukeuh untuk mengerjakan satu perkara demi mencapai sukses, terlebih dahulu jangan tergiur oleh perkara lain yang dianggap sangat menguntungkan. Siapa tahu perkara yang dianggap untung besar cuma isapan jempol belaka, yang aselinya perkara kecil bisa mengantarkan kepada sukses, malah sudah terlanjur ditinggalkan, eh..., akhirnya..., cilaka tujuh belas...!!?
  5. Berpikir positif ; khusnudhon, penyebab salah berpikir atau su’udhon adalah mengambil kesimpulan terlalu umum, terpengaruhi oleh pernyataan pro dan kontra, selalu menganggap alam tak pernah berubah, terbelenggu oleh masa lalu. Berpikir positif selalu menimbang, tidak terlalu cepat mengambil keputusan.
  6. Never give up (adalah bahasa inggris, tau ‘nggak artinya? Kalo ‘nggak tau penulis punya kuncinya yaitu kunci inggris) maksudnya ; Jangan pernah putus asa, pantang menyerah dalam mengerjakan perkara – perkara, apabila menemui jalan buntu jangan takut untuk mencobanya lagi. Jika terbentur masalah maka carilah jalan keluar, lalu coba kerjakan lagi, begitu seterusnya. Tak pernah mengambil jalan pintas dalam menghadapi persoalan ; Bukankah manusia terlahir dari masalah, dan tercipta dalam keadaan keluh kesah...!?. Tidak akan mengalah sebelum perang ; ‘teu keok memeh dipacok’.
Bersikap Tenang ; jika dapat bersikap tenang dalam menghadapi suatu persoalan yang menyulitkan, maka yakinlah bahwa Allah akan memberikan pertolongan jalan keluar atau solusi yang terkadang tak dapat diterima oleh akal.
Bersikap agar digemari orang lain antara lain :
  1. Menghargai jasa – jasa orang lain, baik jasa yang baik maupun yang buruk ; hormatilah  kesanggupannya,
  2. Wajah selalu berseri penuh simpatik, berusaha selalu tersenyum,
  3. Berbuat hal yang dapat menyenangkan, menggembirakan, menyejukan orang lain,
  4. Tidak suka berbohong,  janji ditepati, amanat dijaga ; lamun janji teu jalir, lamun nyarita teu subaya, amanat teu dilalawora,
  5. Sanggup menerima kritikan.

Dari penjelasan diatas dapat digaris bawahi bahwa hal – hal tersebut satu sama lain sangat erat keterkaitannya, tak dapat dipisah – pisah dalam pelaksanaannya.

Kesimpulannya : SUKSES itu adalah barometer atau ukuran dari suatu titik keadaan atau tingkatan sebuah proses yang sedang kita tempuh menuju tujuan akhir. Ukurannya bukan kesenangan tapi kebahagiaan, orang lain sekitar kita harus dapat merasakan kebanggaan dan kebahagian atas sukses yang kita raih.

Inti dari kunci sukses adalah :
  • Dzikir – Fikir – Akhlaq
  • tauhid – ilmu – amal
  • iman – islam – ikhsan.
Title : Kunci Sukses
Description : Banyak resiko dan biaya besar yang harus ditanggung untuk mewujudkan cita – cita, akan tetapi jauh lebih panjang resikonya serta lebih besa...
di November 15, 2015
Rating : 5 Dari :5 terbaik
SILAHKAN DISHARE :
 

Medar Ilmu Batin • All Rights Reserved