Penggugah Qolbu

Amanat Guru
Insyaflah, sadarlah akan Gusti-mu, segeralah taubat kepada Allah-mu!, sadarlah yang benar-benar sadar, taubatlah yang sungguh sungguh!  janganlah  diperolok-olok, seakan akan Allah itu sesama-mu!  Kejarlah yang pasti, peganglah yang benar nyata, janganlah mau ditipu atau diperdayakan.

Dalam melakukan tugas suci mendirikan sholat pakailah tata-tertib dengan hati-hati, janganlah ceroboh ! Sholatlah dengan betul-betul sholat, maka dengan demikian anda akan bersua dengan yang sesungguh-sungguhnya, yang hakeki, sebab sholatnya benar-banar sholat. Tuhan Allah tidak akan menyimpang dari JanjiNYA, sebab Allah SWT. Tak akan pernah mengingkari janji.

Gusti Allah senantiasa memenuhi keinginan kita, walau bagaimanapun juga.  Maka dari itu kita sendiri yang harus waspada, pilihlah yang baik dan jauhilah yang buruk, janganlah sembarang memilih. Terang dan jelas ... hanya satu yang harus anda ambil.

Carilah ilmu hingga ketemu, bila belajar ilmu harus sampai bisa mengerti sedalam dalamnya, karena setiap ilmu yang dimengerti akan membentuk pengertian, maka sesuaikanlah tingkah-lakumu dengan pengertian itu, janganlah berlainan, dimisalkan minyak dan air, selalu berpisah; antara ilmu dan amal, halmana akhirnya akan menuntun kepada kesesatan lahir dan bhatin. Jadi  ....  Carilah jalan yang benar.

Hidup didunia ini janganlah bermenung diri, carilah ilmu yang pasti benar, sedemikian rupa hingga terpegang dan terasa olehmu hasilnya yang bukti dan buahnya yang nyata. Didalam hatimu kelak akan bersemayam RASA YANG ASLI SEJATI.  Disini anda harus waspada janganlah yang benar disalahkan dan yang salah dibenarkan bahkan disambut mesra dan diterima seakan-akan itu benar.  Ketahuialah RASA SEJATI itu, ketemukanlah HIDUP SEJATI, ialah yang disebut RASA TUNGGAL, jagalah agar tetap yang asli, ke-SEJATI-an itu jangan terdesak  dan terganti oleh yang palsu yang memang bukan tempatnya, jagalah yang asal itu tidak terdesak dan diambil alih tempatnya oleh yang baru, padahal sebelum yang baru itu ada yang asal sudah berada ditempatnya.  Ketahui yang asal ‘yang sejati’ itu tidak direka atau dihiasi, sedangkan yang baru ‘direka-reka’ dan penuh dengan pernak-pernik.

Selamilah sedalam-dalamnya maksud dan arti kata “PERANG SABIL”.  Dalam peperangan itu jangan sampai salah menggunakan senjatamu, pilihlah yang tepat dan jitu; ‘mana kawan’ ‘mana lawan’.  Ambilah jalan yang lurus dan benar, jangan yang menyesatkan.  Bila salah tingkah laku, rasakanlah; ‘hatimu akan tertutup gelap’ , akibatnya begini salah begitu salah, akhirnya sengsara lahir bhatin.

Sadarlah, bangkitlah dan geraklah, carilah Allah yang sungguh-sungguh, jangan memuji memuja kayu, batu, keris, patung, topekong, kuburan dan lain sebagainya.

Hormatilah dan junjung tinggilah orang tuamu, apabila akhlakmu, tingkah lakumu atau amal perbuatanmu tidak tersesat, artinya tidak menyimpang sedikitpun dari ajaran-ajaran Agama Islam, maka yakinlah akan bersua dengan Allah.  Gusti Allah akan memberi ampun  dan mengabulkan segala cita-citamu. DIA tidak akan mengingkari janjiNYA, Gusti Allah Maha Mengetahui, Menyaksi siang dan malam, DIA tidak keperaduan (tidur), tidak pernah lupa akan sesuatu, untukNYA tiada dinding aling-aling yang membentengi sebagai penghalang pengawasannya kepada segenap makhlukNYA, murbeng meliputi sagumelaring alam-raya, ADA dimanapun engkau berada, hendaknya anda percaya dengan sepenuh-penuhnya keyakinan, bahwa Pangeran itu ADA. Janganlah heran, janganlah ragu-ragu akan hal itu, bukanlah hanya dikira-kira saja, namun yakin ADA karena terasa dan nyata.  Bila kita tidak percaya akan adanya Allah, akhirnya tidak salah lagi akan terasa akibatnya!! Jangan menyalahkan Tuhan, sebab bukan DIA yang menyiksa dan menghukum, melainkan amal perbuatan kita sendiri.  Orang yang tidak percaya akan adanya Tuhan, berarti tidak mempunyai atau kehilangan Allah Yang Maha Kaya, Yang Maha Memiliki Segala-galanya, maka pantas jika orang yang tidak percaya kepadaNYA hidup penuh dengan kesengsaraan baik lairiyahnya dan atau bhatiniyahnya.


Kesadaran Sejati

Mula pertama : sadarlah akan Gusti Yang Maha Suci, akan Allah nyatanya, sadarlah yang benar-benar sadar, kita harus sadar akan Gusti Yang Maha Suci siang dan malam, setiap waktu jangan terputus-putus.  Jangan hanya sekedar sadar saja, akan tetapi kesadaran itu harus diwujudkan dengan ibadat yang nyata, pergunakanlah sholat yang benar-benar sholat.

Dalam mendirikan sholat pakailah tata tertib dengan hati-hati jangan ceroboh dan fikiran jangan melancong kemana saja, penuhilah dada kita dengan rasa harap dan takut akan Gusti Yang Maha Suci, jika tidak demikian maka ... yakin, yakin sholat semacam itu tidak akan memenuhi tujuannya.  Sebaliknya jika kita betul-betul memenuhi syarat-syarat Pedoman Sholat seperti dimaksud diatas, Gusti Allah tidak akan ingkar dari janjiNYA, pasti akan dilindungi selama-lamanya dan segala maksud akan dikabulkanNYA, maka dari itu fikiran kita jangan dibiarkan meloncat-loncat kemana saja, pusatkan dan persatukan erat-erat dengan hati, tujukan lurus hanya kepada Allah.  Isilah hati kita dengan keyakinan, bahwa tidak ada lagi Pangeran yang wajib kita sembah melainkan hanya Gusti Allah Yang Tunggal dan Nabi Muhammad SAW.  adalah Rasulullah (utusan Allah).

Jangan sekali-kali salah menyembah, misalnya kepada kayu, batu ataupun kuburan yang tidak diizinkan samasekali oleh Allah SWT.  Kelakuan serupa itu berarti mengingkari Allahi akan jauh dari RasulNYA.  Maka dari itu, haruslah kita waspada agar jangan salah menyembah. Yang Wajib Disembah bagi kita umat Islam tiada lain hanyalah AllahYang Maha Tunggal.  Camkanlah !! hal ini dalam hati kita dengan penuh keyakinan, agar tidak dapat ditipu orang :  disuruh menyembah yang bukan-bukan, berarti musyrik kepada Allah  SWT.

Laksanakanlah dengan sungguh sungguh Sholat lima waktu, benar-benar dan nyata serta bertekadlah ingin bertaubat karena mengaku banyak dosa, baik yang terasa maupun yang tidak terasa, sengaja maupan yang tidak sengaja.  Setelah selesai dan beres sholatnya, panjatkanlah permohonan kepada Gusti Allah apa yang dikehendaki kita. Memohonnya harus sungguh-sungguh dengan menangis didalam hati, disertai penuh keyakinan dan tidak ada keragu-raguan, diliputi perasaan sabar-tawakal, teguh dan erat.  Demikianlah caranya memohon kepada Allah. Sepanjang belum dikabulkan, teruslah memohon kepada Allah Yang Maha Kaya ... jangan bosan-bosan.

Dalam menempuh ini Perjalanan Suci, kita harus berhati-hati jangan sampai memperolok-olokannya ; memang penggodaannya banyak sekali, terlihat mewujud nyata dengan terang jelas. Penggodaan-penggodaan yang menyerang kita, datangnya dari segala penjuru dan  lapisan serta beraneka macam rupa, semuanya bermaksud agar kita terkalahkan, tak kuat mempertahankan.  Inilah yang dimaksud ‘Perang Sabil’ yang sebenarnya, bukan peperangan yang saling tembak-menembak atau bacok-membacok, akan tetapi perang bhatin antara nafsu yang buruk atau jahat -  dengan nafsu yang baik dan benar.

Maka dari itu perkuatlah, perteguhlah IMAN dan KEYAKINAN kita kepada Allah SWT, insya Allah Ta’ala apabila kita kuat, kita akan keluar sebagai pemenang, manusia yang unggul, hidup selamat serta mulia selamanya, segala maksud dan cita-cita terkabul dan tercapai. Dan memang itulah yang dijanjikan Allah kepada hambaNYA, yang bersungguh hati, teguh berkeyakinan, selalu bertaubat dan bermohon  langsung  hanya kepada Allah saja.

Hidup didalam dunia ini haruslah cermat dan berhati-hati, janganlah berlaku sembarangan atau ceroboh, dalam segala hal ; yang dimakan, dipakai dan lain-lain sebagainya, perhatikan dahulu yang mana yang halal dan mana yang haram, jangan nurut sekehendak nafsu, pilihlah dengan hati-hati, carilah yang halal, jika kita ceroboh tidak tahu batal haram, maka akan salah dan terasa akibatnya yang tidak baik, tidak bermanfaat, serta akhirnya tujuan akan hilang, tidak keruan juntrungnya dan mengkelamkan perjalanan, tak akan  menemukan kembali jalan pulang.  Oleh karena itu .. untuk kesekian kalinya ; berhati-hatilah !! ingatlah akan perhitungan  kelak dikemudian hari.

Kita mengaku sebagai orang islam, kita menginginkan segala sesuatu yang sempurna, kita menghendaki mempunyai hati yang bersih terang .. maka dari itu sesuaikanlah akhlak, tingkah laku kita dengan Agama, peliharalah kesadaran keadilan, janganlah lengah teledor dan mempunyai perasaan hidup sendirian, berbuat semau gue.


Peringatan dari Gusti Allah SWT
Kalau kita meperhatikan hal-hal dan kejadian-kejadian disekililing kita yang terlihat tiap-tiap jamnya atau tiap-tiap harinya, maka hal-hal dan kejadian-kejadian itu sesungguhnya merupakan peringatan dari Gusti Allah agar kita sadar.  Yang celaka, yang menemui ajalnya apa saja lantarannya, itu semua sebagai alarm, sebenarnya memberi contoh pengingat kepada kita.  Bahwa kita bakal menemui ajal, awal akhir pasti kita akan meninggal dunia, pria-wanita, tua-muda, bangsawan, rakyat-jelata, tidak ada kecualinya, kalau tiba pada saatnya Malaikat maut datang saja dan tak mungkin dapat dihalang-halangi.

Maka dari itu harus dzikir (ingat kepada Allah), haruslah sadar, janganlah keterlaluan bersikap masa-bodoh.  Sambil bermain-main atau berdiam, apalagi sedang kerja jangan sekali-kali lupa.  Bekerja disertai ingat dan sadar tidak akan membawa panca bahaya, sebab kita tetap sadar.

Apabila kita dalam keadaan tidak ingat (lupa), tidak sadar akan Tuhan,  maka biasanya secara langsung tibalah cambuk kepada kita berupa aneka kejadian-kejadian, misalnya uzur, repot saja kendatipun rajin, kerewelan-kerewelan tambah banyak dan penggodaan-penggodaan lainnya.  Bila kita menelaah dan memikirkannya secara mendalam, maka hal-hal itu adalah alat pengingat, alat penyadaran ; oleh karena itu sadarlah, insyaflah.

Perhatikanlah ayat Al-Qur’an berikut ini :

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka. (Ali Imran 191)

Kejadian-kejadian yang mendatangkan takut, membuat kita kaget, terkejut, sakit, perih, kesibukan, penyakit, kerugian dan sebagainya kesemuanya itu merupakan cambuk bagi kita sekalian, maka segeralah kita melindungkan diri kepada Allah, serta mohon kekuatan lahir hatin dari padaNYA, tahan uji, mampu bersabar dan tawakal kepadaNYA, hendaklah banyak-banyak beribadat siang dan malam.


Menuju ke Jalan Allah

Apabila perjalanan seseorang telah medekati Jalan Allah, maka hidupnya berbeda dari orang lain, padanya tidak terdapat sifat-sifat iri hati, mudah mendongkol, jauh dari tingkah laku yang dapat merugikan orang lain, sebaliknya orang itu hanya menolong saja.  Isi Dadanya penuh dengan hasrat untuk membela yang benar, sayang kepada sesama manusia kendatipun ia akan beroleh kesusahan karenanya, menolongnya tidak ada yang menyuruh, atas inisiatif dirinya sendiri, membelanya tanpa ada yang membimbing dan tanpa difikir ataupun  dipertimbangkan terlebih dahulu, hanya terdorong oleh rasa kasih sayang semata.  Rizki, harta kekayaan yang ada padanya tidak sedikitpun diperhitungkan, bahkan sekalipun tidak cukup ia dengan tulus ikhlas serta rela memberikan pertolongan dengan tidak mengharapkan sesuatu  balasan apapun sebagai tanda jasa dari orang yang ditolongnya.  Dalam membela teman tidak tanggung-tanggung dan tidak akan mundur kembali, bahkan rela mempertahankan jiwa dan raga.

Cara hidupnya disukai orang dan menghasilkan kewibawaan serta kepercayaan sesamanya, selanjutnya ia tidak akan merasa menyesal atau munafiq, sadarnya bukan kepalang.  Apabila ada hal yang menyakiti hatinya dari siapapun juga, bahkan dari yang orang ditolongnya, dengan segera dia akan menerimanya dengan bersih hati, apalagi jika dia merasa salah, maka lekas-lekaslah ia meminta ma’af seraya mengakui terus-terang atas kesalahannya.

Bila seseorang akhlak dan tingkah lakunya telah serupa demikian, maka perjalanan hidupnya telah sesuai dengan Jalan Allah dan dapat dapat dikatakan telah mengetahui Jalan Allah, akan tetapi belum dapat dianggap telah sampai disamping Allah, ia itu baru ada pada sebagian dari Jalan-NYA. Tetapi ia sudah termasuk golongan yang baik, namun belum sampai kepada yang dituju sebagai tujuan akhirnya, ialah ‘Asal dari Allah kembali kepada Allah’, hal demikian harus diusahakn sejak sekarang selagi masih hidup.


Syarat untuk Jalan Allah Yang Sejati
Jika ingin bersua dengan Jalan Allah yang Sejati, maka syaratnya merasakan pahit dan getir, menakutkan, mengejutkan bahkan penderitaan sekalipun.  Tanpa syarat tersebut, tegasnya jika seseorang inginnya hanya berleha-leha, maka tidak akan pernah bisa  seseorang menuju dan berjumpa dengan Jalan Allah Yang Sejati, adapun caranya atau syaratnya diantaranya adalah :

Terlebih dahulu harus diketahui, dipelajari, dimengerti dan difahami bagaimana cara-caranya menempuh     Jalan Suci yang akan kita tempuh itu.

Harus tertib, hati-hati seraya sadar.

Dalam hati harus percaya, penuh berkeyakinan jangan ada keragu-raguan.

Hati kita hadapkan hanya kepada Allah, pasrahkan diri kita kepadaNYA, penuhilah dada kita dengan kesadaran bahwa kita tidak memiliki apa-apa, segala semua itu adalah Hak Allah.

Dalam hati nurani kita harus bersumpah (berjanji) akan tunduk kepada segala Titah Gusti Allah, yaitu apa-apa yang harus dilaksanakan dan apa-apa yang dilarangNYA.

Cara mengerjakannya :
  1. Selamanya harus sadar, sambil berusaha sedikit demi sedikit dengan rajin, jangan merasa bosan atau jemu.
  2. Hati kita harus suci murni, jangan dikotori, antara lain dengan sifat-sifat iri dan dengki, mudah tersinggung   dan pemarah (sedikit-sedikit mendongkol-kesal).
  3. Jangan panas hati dengan kekayaan dan kesenangan yang dimiliki orang lain, jauhi sifat ketamakan (serakah).  Sebaliknya kita harus muji syukur melihat orang lain beruntung dan ikut bersedih ketika melihat orang lain mendapat kerugian.
  4. Perlihatkanlah budi-perangai yang baik, rendah hati, sopan-santun dan ramah-tamah kepada sesama manusia.
  5. Jangan merugikan atau mencelakan sesama hidup.
  6. Jangan menganiaya atau membinasa sesama hamba Tuhan.
  7. Jangan banyak prasangka buruk (Su’udhon) akan hal yang tidak nyata.
  8. Harus rela berkorban dengan apapun juga, suka menolong dan sejenisnya dengan rasa ikhlas tanpa pamrih  apapun.
  9. Hati kita selamanya harus bersih serta suci.
  10. Tidak boleh bohong, sombong, angkuh, tetapi harus berendah hati.
  11. Tiap gerak, tiap langkah, harus disertai dengan ingat, insyaf akan Gusti Allah semata.
  12. Sering-seringlah berterima-kasih kepada Gusti Allah atas segala sesuatu yang telah dilimpahkanNYA kepada kita.

Pedoman Hidup
Hidup yang sempurna ialah jangan mengiri, menghianat, menganiaya sesama hidup.  Kepada yang lebih rendah dari kita harus kasih sayang, harus baik kepada yang lebih tnggi, harus sayang kepada sesama, saling jaga menjaga, titen-meniteni, saling memperhatikan, saling nasehat-menasehati, saling berkasih sayang, jangan lupa harus memberi ma’af kepada yang bersalah.  Janganlah sewenang-wenang merasa diri gagah sendiri, hidup angkuh dan congkak, ingkar dari ke-Islaman.

Yang disebut orang Islam harus memenuhi syarat yang tersirat dalam Dua Kalimat Syahadat disertai dengan sholatnya yang lima waktu dan memenuhi rukun-rukun Islam lainnya.

Belajar ilmu harus sampai mengerti, membacanya harus sampai terasa, menguji diri harus bukti, mengejar rasa harus nyata, jangan hanya diraba-raba saja, yang benar dianggap salah dan yang salah dianggap benar.  Kejarlah Ilmu Rasul, burulah Rasa Allah, carilah Rasa Sejati, RASA TUNGGAL yang sebenarnya.

Perjalanan ini sekali-kali bukan untuk memperbincangakan atau dipersoal-jawabkan, ilmu ini bukan untuk diperolok-olokan, apalagi diuangkan, ini harus dicegah, sangat tercela bahkan dilarang Ilmu Allah dijual belikan.  Bila demikian syahadatnya tidak akan manjur, Tuhan melarangnya, ILMU KETUHANAN tidak lain hanya untuk memberi pertolongan kepada yang membutuhkannya ataupun yang ada dalam kesusahan, memberi obor penerang kepada yang sedang kegelapan hati.

Ambilah tauladan dari Junjungan kita,  Nabi Muhammad SAW.  lain tidak.  Semua mengetahui bahwa Nabi  Muhammad SAW ,  dalam menyebarkan Agama dan Ilmunya, memberi obor penerang kepada semua umatnya selalu memperhatikan keikhlasannya, ketulusan hatinya, terbukti adil meratanya, sepi  dari pamrih dan tidak pandang bulu, jauh dari mengharap itu dan ini.  Meskipun banyak sekali rintangan yang beraneka macam coraknya, beliau terus maju pantang mundur.  Oleh alim ulama sering sekali dijelaskan bagaimana tingkah lakunya, akhlaknya dan amal perbuatannya Nabi Muhammad SAW.  Maka dari itu, marilah kita juga sebagai orang Islam mencontoh Junjungan kita itu dalam menjalankan ibadahnya.

Yang disebut ibadah bukalah sholat saja, tetapi juga segala tindak laku yang dikerjakan dengan sadar hati.  Diantaranya yang harus dilakukan oleh kita yang sudah Islam, ialah jangan dusta, jangan bohong, awal akhir akan dibohongi lagi.  Sepanjang hidup janganlah khianat, beriri hati kepada sesama makhluk Allah.  Apabila kita melanggar segala apa yang dilarang oleh Gusti Allah, tunggulah pembalasannya dari perbuatan kita sendiri.  Barangsiapa yang binasa kepada sesama hidup sama saja dengan binasa kepada Gusti Allah.

Sepanjang ada didunia,  maka hidup manusia sebagai makhluk Allah tergantung dari amal diri pribadinya. Amal baik amal jahat, awal akhir pasti akan kembali lagi kepada kita, terasa buahnya oleh kita sendiri.  Hal ini jelas dibuktikan dalam peyakinannya.

Oleh karena itu, mari kita ambil jalan yang baik, sebab tadi juga sudah diterangkan, bahwa amal baik amal jahat  akan kontan dibalasnya, lahir bhatin tanpa beda .  memang benar Gusti Allah itu Maha Murah, tetapi .. hati-hati kita harus waspada, harus matang-matang pertimbangannya.  Hidupkan Rasa Yang Sejati.  

Demikianlah memang seharusnya bila kita menginginkan hidup sempurna baik lahir maupun bhatin.

Ilmu Tasa’uf ini bukan sembarangan ilmu, sebab menunjukan Jalan Yang Langsung Lurus kepada Allah SWT. Dan jangan dipermainkan sebab manjurnya luar biasa :  apabila  sudah penuh percaya dan teguh yakin akan perjalanan ini serta ta’at melaksanakan pedoman sholat yang sesungguhnya, maka pasti kita akan dilindungi Allah akan bersua dengan RsasulNYA, akan sampai diujung tujuan dan akhirnya akan ‘mulih ka jati mulang ka asalna’ - ‘asal dari Allah kembali pulang kepada Allah’.

Dalam mengerjakan sholat janganlah sekali-kali ceroboh, pakailah tat-tertib yang cermat hati-hati, sungguh-sunngguh menghadap Gisti Allah Yang Maha Suci, bulatkan tekad jangan ayal lagi, disertai dengan kepercayaan yang teguh kuat.  Penuhilah perasaanmu dengan keyakinan bahwa Gusti Allah ADA, tidak jauh dari diri kita, melihat gerik-gerik kita, bahkan sangat dekat dengan kita,  sholat demikian pasti baik hasilnya, kemungkinan besar diterima oleh Tuhan.  Tandanya bahwa sholat kita diterima, terasa wujud digerakan.

Disitulah kita harus percaya, bahwa gerak-gerik kita ada yang menggerakan.  Dari sebab itu, bila terasa demikian jangan ragu-ragu, janganlah kaget dan berpaling hati, karena justru itulah suatu tanda, bahwa sholatnya diterima oleh Tuhan Yang Maha Suci.  Dari tu jagalah baik-baik, hati-hatilah, sebab bukan sholat sembarang sholat yang hanya berdiri duduk berulang-ulang saja. Dalam mengerjakannya harus dengan memakai perasaan takut, hati-hati sebab kita sedang menghadap - berhadapan dengan Gusti Allah.

Apabila kita melakukan sholat bohong, lebih-lebih karena bujukan atau mengharap pujian, agar kelihatan orang banyak, atau karena malu oleh sang mertua, ingin disebut ahli sholat (ibadah), tetapi kenyataannya mudah marah dan mengandung hati penuh iri-dengki, maka sholat seperti itu tidak akan diterima oleh Gusti Allah.


Hukum Hidup
Barangsiapa yang tidak percaya kepada Jalan Allah ini, maka ia tidak akan dipercaya oleh Gusti Allah dan ia akan jauh dari Allah.

Semua makhluk, tidak ada kecualinya, ada dalam gemgaman Tangan Gusti Allah, tetapi Gusti Allah hanya menyertai kepada makhluknya (dalam hal ini manusia) yang iman eling kepadaNYA.

Gusti Allah menguasai mutlak seluruh makhlukNYA, serta Gusti Alllah adalah Pokok Sumbernya. DIA-lah Yang Menciptakan semua makhluk yang mengisi Alam ini.
Akan tetapi Gusti Allah samasekali tidak terikat oleh pekerjaanNYA itu, berdiam di SinggasanaNYA, karena Ilmu dan KuasaNYA sehingga seakan-akan tidak mengatur.

Sebagian besar dari orang-orang di Alam Dunia ini, meng-artikan hidup hanya sekedar sepanjang hidup di dunia ini semata-mata, oleh karena hal mana  mereka itu hidupnya tidak bermanfaat, kepercayaannya disandarkan kepada benda-benda yang kasar (baru) dan tidak mengakui akan ADAnya Gusti Allah, menurut hemat mereka dengan hidup di alam dunia ini saja sudahlah cukup.

Orang yang memegang Rasa Sejati (hidup Rasa Sejatinya) adalah orang yang mulia dan percaya penuh akan adanya Allah, cinta kepada Gusti Allah, sebab ia insyaf bahwa Gusti Allah itu adalah Sumber Abadi dari semua makhluk.  Maka  dari itu harus memanjatkan puji kepada Tuhan dan harus ta’at kepada pelajaran-pelajaranNYA agar supaya menuju kepada Penunggalan dengan Gusti Allah.

Barangsiapa yang sungguh-sungguh bersembah sujudnya kepada Gusti Allah tanpa memikirkan ganjaran-NYA atau Surga, mempunyai milik yang mulia serta akan abadi Tunggal dengan Gusti Allah.

Barangsiapa yang menuju kepada Gusti Allah, akan tetapi memuja-muji Dewa-dewa seraya tidak tunduk kepada pelajaran-pelajaran dari Gusti Allah dan RasulNYA, disebutnya tidak tahu akan Jalan Allah.

Yang menuangkan kelezatan kepada sajian-sajian yang disediakan untuk Dewa-dewa hal ini tidak terpikir oleh yang memuja-muji Dewa-dewa itu.  Bisa jadi maksud dan tujuannyna benar dan baik, tetapi orang itu nantinya akan celaka oleh kelakuannya sendiri.
Tegasnya : orang-orang yang memuja-muji  Dewa-dewa akhirnya akan kembali ketempat para Dewa-dewa, yang memuja-muji leluhur-leluhurnya akhirnya akan kembali ketempat para leluhurnya, yang memuja batu, badan halus (jin, siluman, malaikat, arwah wali-wali, embah-embah dan sebangsanya) pasti akan pulang ketempat yang dipuja itu.  Sebaliknya, yang memuja-muji Gusti Allah semata-mata, pulangnya langsung kepada Gusti Allah.

Gusti Allah tidak mempunyai rasa benci kepada makhlukNYA, sebaliknya justru malah melimpahkan kasih sayangNYA merata kepada seluruh karyaNYA, tidak dipilih pilih satu persatu.  Namun Gusti Allah lebih mencintai hambaNYA yang betul-betul iman  kepadaNYA dan bersembahyang dengan tulus ikhlas kepadaNYA.

Barangsiapa yang telah melakukan kejahatan-kejahatan atau penyelewengan-penyelewengan, kemudian insyaf dan terus nyata-nyata ber-taubat kepada Tuhan disertai dengan tekad yang bulat tidak lagi melakukan hal demikian dengan tulus ikhlas hati, maka orang itu akan dima’afkan dosa-perdosaannya oleh Gusti Allah dan akan memperoleh kebahagiaan.

Barangsiapa yang percaya benar-benar, yakin kepada Gusti Allah, serta sungguh- sungguh melaksanakan perintah-perintahNYA, maka orang itu akan ada pada Jalan Tuhan yang setinggi-tingginya, walaupun dia itu keturunan jembel lahiriyahnya.

Jadi lebih-lebih para Alim Ulama, Bangsawan-bangsawan, Pembesar-pembesar, yang ada di alam dunia ini serta cukup harta bendanya dan kekayaannya untuk bekal hidup, bekal ibadah, bahkan lebih dari cukup, haruslah lebih giat dalam mencari Jalan Allah, sebab oleh si miskin atau si jembel-pun itu Jalan Allah bisa tercapai, maka dari itu marilah kita segera sadar, insyaf, eling akan Allah dan segera memujaNYA.

Barangsiapa yang teguh bagaikan gunung karang ditengah-tengah gelombang samudra, dalam usahanya hendak mendekatkan dirinya kepada Gusti Allah, maka dia itu pasti akan diberi Taufiq dan Hidayah untuk mencapai tujuannya itu. Barangsiapa yang tetap teguh akhlak dan budi pekertinya ditengah-tengah pujian atau celaan sesama manusia, maka orang itu akan tetap ada dalam kemuliaan dan kekuatan bhatin yang kekal serta senantiasa disayangi oleh Gusti Allah.

Kita semuanya harus menginsyafi  bahwa Yang Menguasai dunia ini dan seluruh alam semesta  tiada lain  melainkan hanya Gusti Allah, Raja Seluruh Alam.

Dalam menempuh jalan ini, kita harus sampai ketaraf meyakini dan menyaksi bahwa dalam dada masing-masing manusia itu ada Roh (Roh Suci-Roh Rabbaniah-Abdullah) jika belum sampai kesitu berarti belum mengenal (ma’rifat) Kepribadiannya atau belum mengenal Diri Pribadi Yang Sejati (belum ma’rifatullah).

Pengetahuan ini diberikan kepada tiap-tiap orang yang betul-betul menginginkannya yaitu;  ilmu ini untuk bekal, modal hidup sempurna yang kekal dan mengenal Gusti Allah Yang tidak berawal dan tidak berakhir.

Gusti Allah Maha Penguasa dan Maha Pengatur seluruh alam semesta; dengan kata-kata yang sederhana sekali; DIA itu Melihat diseluruh peloksok, diseluruh mahdzab, Berinjak, Bersabda, Mengetahui, Mendengar, maka sebagai percikan dari semuanya itu manusia diberiNYA; tangan, kaki, kepala, mulut, mata, telinga dan sebagainya.  Dalam pada itu DIA samasekali tidak terikat oleh karyaNYA.

Tanda ingat/eling sadar akan Yang Maha Agung, cobalah amat-amati diri kita dari atas  sampai kebawah, kepala dan kaki, tangan kanan kiri, renungkanlah dan tela’ah lah sedalam-dalamnya diri kita itu, siapakah yng menyerupai kita ? sedunia-pun tak mungkin ada, itulah satu bukti dari keluhuranNYA Allah Tuhan kita.

Gusti Allah Maha Pemurah dan sayang kepada segenap makhlukNYA, baik yang ada didaratan maupun yang ada dilautan atau dimanapun, siang dan malam tiada hentinya mengalir kenikmatan-kenikmatan  yang nyata terasa.  Lebih-lebih kita manusia dibedakan dari yang lain, dikaruniaiNYA otak yang sempurna.  Maka dari itu kita harus cinta kepada Gusti Allah, jangan cinta palsu, tetapi cinta yang sejati.  Bagaimanakah tandanya cinta ?  Yaitu harus ingat, sadar akan DIA, tahu diri, desertai dengan sholatnya, demikian perintah Tuhan.

Sebaliknya, jika kita tidak ingat/eling akan Tuhan, tidak berterima kasih, tidak melaksanakan perintah Tuhan, maka hidup kita itu tidak ada gunanya, meskipun berlimpah-limpah harta kekayaan.  Sekarang di dunia ini, menurut perasaannya; ‘mulia’, tetapi nanti dikemudian hari (sebab hidupnya tetap hidup abadi) akan hidup miskin dan pahit, dan tidak akan ada yang membela, meraba-raba dalam kegelapan seraya jauh dari Tuhan.  Itulah yang disebut mati tersesat, pulang tak tahu arah.

Tela’ah-lah dan renungkanlah dua kalimat syahadat (Syahadatain).  Syahadat itu telah menunjukan, bahwa Muhammad Rasulullah tidak meninggal dunia, tetap ada dan abadi, ada didalam diri kita ; Muhammad Hakeki,  nyatakanlah, yakinkanlah  !!


Pedoman Hidup dalam Jalan Allah
  1. Tolong-menolong dan gotong-royang dalam kebajikan.
  2. Sehat hati, berkelakuan baik dan benar serta jujur.
  3. Murah tangan karena ikhlas, tidak mengharap apa-apa.
  4. Suka menunjukan jalan yang benar tanpa upah.
  5. Merendahkan diri pada tempatnya.
  6. Berterima-kasih kepada Allah (Syukuran, Eling, Ibadah)
  7. Mengutamakan membaca syahadat - mengerjakan sholat lima waktu.
  8. Sabar tawakal diwaktu prihatin.
  9. Menyerah, pasrah kepada taqdir.
  10. Adil yang merata.

Apabila seseorang telah terlatih lahir bhatinnya sampai disana, memenuhi yang sepuluh pasal diatas,  maka ia itu kelak dikemudian hari  akan hidup abadi  dan benar-benar akan pulang kembali kepada Allah SWT.  ... amiin.


Teman hidup sempurna dan bekal hidup
Sepanjang kita hidup di dunia, bila ingin memperoleh kemuliaan, maka utamakanlah amal sholeh. Yang jadi pokok pangkalnya pergaulan hidup, itulah modal pertama.  Ketemukanlah rahasianya hidup bercampur gaul ditengah-tengah masyarakat.  Selanjutnya akan dituturkan secara ringkas bagaimana caranya agar mencapai apa yang dimaksud diatas.

Sebenarnya segala sesuatunya itu ada pada diri kita sendiri, coba perhatikan. Awal mulanya kesopanan jalankan, ramah-tamah terhadap siapapun jangan dipilih-pilih, terhadap pria maupun wanita, si miskin atau si kaya, tetap sopan-santun ramah-tamah, anggaplah mereka semua itu keluarga besar kita. Jika sudah cukup terbukti dengan nyata bergaul sopan-santun ramah-tamah, selalu merendahkan diri, maka lambat laun yakin akan timbul kepercayaan dari masyarakat.  Setelah mendapat kepercayaan orang, awas hati-hati jangan salah laku, perlihatkanlah kejujuran, jangan berani berdusta atau berbohong, jangan sekali-kali ingkar dari suatu janji, meskipun  repot harus ditepati, kecuali ada halangan.  Perlihatkan gaya dan jiwa ksatria, bicara selalu berterus terang, benar atau salah jangan disembunyikan.  Dalam segala rupa hal bicaralah dengan jujur dan hati terbuka, maka Insya Allah akan mulia hidup kita, mulia dihadapan Allah dan mulia dihadapan sesama hidup.

Tindak laku kita harus sedemikian rupa sehingga tidak tercela, jika tidak, tentu bakal mendapat comooh orang, selanjutnya bakal dibenci.  Buktikanlah kesadaran jiwa kita kepada sesama hamba, jangan berani mencela orang lain.  Buktikanlah akal-fikiran, tenaga bahkan harta benda kepada sesama hidup dengan suci hati ... yakin tidak akan rugi.

Dengan sesama teman hidup usahakan jangan sampai bermusuhan, akibatnya bakal rugi, selanjutnya jangan banyak bermenung diri, bertopang dagu, bergeraklah, gunakanlah kepandaian, apapun yang kita bisa, apapun  yang ada pada diri kita, untuk membela diri kita, jangan merasa malu, jangan merasa terhina, selama mendatangkan manfa’at bagi kita dan orang sekitar kita, jika tak berbuat demikian mungkin jadi miskin, bakal menyusahkan orang lain.  Dalam segala bidang apa saja yang dianggap atau dirasakan berat, kerjakanlah sedikit demi sedikit dengan tekun dan sabar hingga selesai, jangan lekas putus asa.  Segala sesuatu harus sampai diujung penghabisan, jangan berhenti ditengah jalan dan harus ringan tangan senang membantu agar hidup penuh keuntungan.

Sepanjang hidup dikandung badan, kita harus berkelakuan baik,  agar tidak ada yang bisa  mencela, bersopan-santun, berbudi halus, dalam perkataan, dalam tingkah laku jangan menyakiti perasaan orang lain, agamapun mewajibkan kita hidup didunia ini berbaik hati kepada sesama hamba, malah harus saling membela, saling mengangkat harkat, saling menghormati, saling menghargai, pokoknya jangan sekalipun merugikan sesama hidup.

Hidup kita harus menjadi contoh, memberi contoh amal baik, khususnya kepada sesama hamba.  Pentingkanlah memberi pertolongan dengan jalan apa saja seraya berhati ikhlas, rela hati, jangan mengharap akan dibalas kembali.  Kita harus bersabar, malah berhati suci, jangan sekali-kali mempunyai rasa iri.  Kepada sesama hidup harus sayang.  Jika atas kehendak Yang Maha Suci, diri kita suatu ketika menjadi orang yang berkedudukan tinggi, memperoleh keuntungan besar, ingatlah yang kecil, yang miskin, yang hidupnya susah, sayangilah mereka.

Singkat kata jangan cacat-cedera didalam pergaulan hidup, sebab jalannya milik dan rejeki sampai kepada kita dari Allah SWT. tetap harus melalui sesama hidup, untuk itu utamakan kebaikan dengan sesama hamba.  Bertambah banyak kebaikan dengan sesama hidup, bakal banyak jalan terbuka untuk datangnya kasih sayang Allah bagi kita.  Dengan yang sudah baik harus tetap dibina kebaikannya jangan sampai terputus.  Jalinlah kasih sayang dengan semua hamba, ingat-ingatlah segala kebaikannya, jangan terus-menerus yang diingat kesalahannya, kita harus rela hati mema’afkan, ini jadi pokok utama agar langgeng abadi kebaikan yang akan diterima dan disampaikan oleh kita.

Hidup saling membutuhkan, maka harus bisa saling menguntungkan, saling mendapatkan manfa’at, jangan hanya sekedar ingin memanfa’atkan tanpa bisa memberikan manfa’at, lama-kelamaan akan terlihat cela-hina diri kita oleh sesama dan selanjutnya kepercayaan sesama hamba akan berkurang, otomatis segalanya akan berkurang pula.  Tetapi sebaliknya, diri-pribadi harus terus-menerus memberikan manfa’at bagi yang lain dengan ikhlas, tanpa mengharap apapun, tidak usah takut lagi, yakin Gusti Allah tidak ingkar janji.

Ingatlah, Sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.(Yunus 62)

Kekayaan bhatiniyah kebahagiaannya bisa melebihi kekayaan lahiriyah, jadi jangan takut miskin ketika mengeluarkan kebaikan, sebab tidak ada dari sananya, asal cukup syaratnya, yaitu ; kita harus sadar-sesadar-sadarnya bahwa segala kebaikan itu bersumber daripada KeMahaKuasaanNYA Allah Ta’ala, maka ditujukannya hanya sebagai pengabdian kita kepada Allah Ta’ala, selanjutnya kita tetap mengharapkan  kebaikan dari Allah semata-mata.

Mudah-mudahan  Panggeuing Bhatin atau Penggugah Qolbu (Rasa) dapat mewujudkan manfaat dunia akhirat guna masyarakat pada umumnya dan semoga Tuhan kita sekalian Gusti Allah Yang Maha Suci memberikan Taufiq dan HidayahNYA kepada kita semua, disertai rahmat selamat lahir bhatin dunia akhirat.
Amin Ya Robbal ‘Alamin.

Wabillahi taufiq wal hidayah

Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barokatuh
Title : Penggugah Qolbu
Description : Amanat Guru Insyaflah, sadarlah akan Gusti-mu, segeralah taubat kepada Allah-mu!, sadarlah yang benar-benar sadar, taubatlah yang sungguh ...
di November 15, 2015
Rating : 5 Dari :5 terbaik
SILAHKAN DISHARE :
 

Medar Ilmu Batin • All Rights Reserved