Persoalan, Keramat, Safa'at, Maunat dan Mukjizat

Persoalan, Keramat, Safa'at, Maunat dan Mukjizat

Didalam perilmuan tingkat tinggi atau Ilmu Rahasia Ketuhanan,  dikenal keempat istilah tersebut, yang tentu saja tidak sembarang orang bisa memahaminya, pelajaran tentang ilmu ini hanya dipergelarkan pada Paguron-paguron yang memiliki Guru Mursyid, adapun Mursyid ialah orang yang dikaruniai Kebijaksanaan Yang Luhur, dikarenakan sudah Ma'rifatullah atau tegasnya seseorang yang sudah tahu dan kenal kepada Tuhannya, didalam perjalanan kita oleh Bapak sudah dipertemukan dengan Guru Bhatin atas ijin Allah SWT.

Sampai dengan saat ini  Ilmu Rahasia Ketuhanan itu, masih tersimpan rapat dan dipegang oleh sedikit tangan yang memang benar benar sudah teruji kesucian dan kebijaksanaannya, serta tidak diberikan kepada sembarang orang sebelum seseorang itu mencapai syarat yang paling pokok yaitu; Ma'rifatullah.

Namun jika hanya sekedar uraiannya, maka tak jadi apa jika sekelumit saya terangkan keempat persoalan tersebut, supaya para sedulur berhasrat besar untuk menicicipi kenikmatan Ma'rifatullah, sebab segala pengetahuan selain Ma'rifatullah (tahu kepada Allah) semuanya bersandar kepada nafsu dan akan berakhir perjalanannya seiring dengan berakhirnya perjalanan hidup di muka bumi ini, maksudnya semua pengetahuan akan berhenti kenikmatannya seiring datangnya kematian, lain halnya dengan ma'rifatullah (tahu kepada Allah), ma'rifatullah tidak bersandar kepada nafsu, namun bertumpu kepada ruh, dan akan lebih gemilang kenikmatannya manakala sudah terbebas dari penggangguannya indera-indera lahir, apalagi jika mampu terbebaskan dari gangguan nafsu-nafsunya, maka jika kematian memisahkan ruh dari badan jadilah semakin sempurna kenikmatan ma'rifatullahnya.

Adapun keempat persoalan tersebut sesungguhnya adalah buah kenikmatan dari ma'rifatullah.

Persoalan Pertama adalah Keramat

Isinya ialah pengaruh, wibawa dan kharisma.

Adapun manusia yang berpengaruh itu; harus masih hidup dan ber-akal; tidak berlaku bagi yang mati, apalagi benda mati, maka adalah salah kaprah jika mencari keramat malah mendatangi kuburan, mempercayai benda-benda mati seperti; keris, batu, isim, jimat serta segala benda yang dianggap ada keramatnya, bukannya mencari kedalam dirinya sendiri, kemudian mau bekerja keras memberikan contoh yang baik kepada sesama hidupnya, supaya digugu dan ditiru (jadi Guru), seterusnya senantiasa mengamalkan ilmu sejatinya; melaksanakan ajakan Guru Wujudnya, mengikuti petunjuk Guru Tuduhnya, mengambil pelajaran dari Guru Sejatinya dan manunggal dengan Guru Batinnya, ini baru bakal berpengaruh, sebagaimana berpengaruhnya orang tua kepada anaknya, Nabi kepada semua umatnya yang setia, jika tekad ucap lampah Nabi tidak berpengaruh pada diri kita, maka jangan harap kita memiliki pengaruh didalam hidup.

Isi dari keramat yang selanjutnya adalah; Wibawa yang didapat  dari keta'atan kepada Guru Ratu Wong Atua Karo; Ta'at kepada Guru, karena Guru adalah yang digugu (dipercaya) dan ditiru (suri tauladan).Guru Tuduh yang sejatinya bagi kita adalah keimanan, adapun Guru mursyid bagi kita itu adalah Guru Tuduh yang Mewujud. Adapun ciri bertemu dengan Guru Tuduh; bilamana bhatin kita sudah mutlak meyakini tiada sesembahan lain selain Allah, maka lambat laun didalam dada akan ada bisik halus yang menunjukan, menuntun dan mengajak kepada kebaikan, sifatnya jujur tidak mau diajak berbohong, Guru yang ini harusnya sudah ditemukan dikala kita bersaksi dan bersumpah setia dan bersedia ta'at melaksanakan segala perintahNYA.

Lalu Guru Wujud yang sejatinya bagi kita adalah Keislaman, bilamana wujud atau badan sudah tunduk pasrah menyerah mengikuti ajaran Islam yang dicontohkan Muhammad Rasulullah, maka gerak wujudnya dan indera lahirnya sudah tidak lagi menyukai kemaksiatan, bahkan perbuatan dan sesuatu yang disukainya  meski hal itu tidak dilarang oleh syari'at Agama, namun mengganggu rasa elingnya kepada Allah (dzikrullah) akan ditinggalkan dengan rasa ikhlas karena Allah.

Sedangkan  Guru Sejati adalah Ihsan, nyatanya adalah pengalaman dalam mengamalkan ketaukhidan, didalam bhatinnya merasa selalu diperhatikan, diawasi, malah merasa disertai  oleh Allah SWT,  guru sejati adalah segala pengalaman diri pribadi bahkan seterusnya pengalamannya itu bakal sepengalaman dengan para Nabi serta para sahabat Nabi yang utama, jika tiba saatnya atas ijin Allah maka kita bakal dipertemukan dengan Guru Sejati; selama kita istiqomah atau tetap teguh pendirian  didalam keta'atan menegakan Taukhid kepada Allah (tidak sekali-kali melakukan kemusyrikan).

Guru bhatin kenyataannya adalah ma'rifatullah, dimana disaat fana (lebur) sifat diri, manunggal dengan Sifat Gusti Allah maka segala tekad ucap lampah diri pribadinya akan dipenuhi dengan sifat welas asih kepada sesama makhlukNYA.

Jika diperkenankan merasakan fana dan manunggal, maka bersatu tidak jadi satu, terpisah tidak jadi dua. Keajaiban dan Keghaiban yang dipertunjukan atas diri harus disikapi dengan syukur dan untuk menambah keyakinan diri pribadi sendiri, keberadaannya pada diri "diakui tidak boleh, tidak diakui salah", harus mampu "nyumput buni dinu caang" , ialah;  tersembunyi  ditempat yang terang, jangan pamer dan unjuk kebolehan, jangan seperti tukang obral yang berteriak-teriak mempromosikan dagangannya, awas ilmu bhatin harus apik disalurkannya, jangan sembarangan. Ta'at kepada Guru hidup bakal  menemukan kebahagiaan dan keselamatan.

Kemudian ta'at kepada Ratu atau sang Pemimpin yang adil bijaksana, yang memberikan keleluasaan kepada warganya untuk melaksanakan keyakinannya, juga menjamin keamanan dan kesejahteraan kepada warganya didalam berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya baik lahir maupun batin. Ta'at kepada Ratu akan mendatangkan ketenangan dalam mencari bekal hidup untuk ibadah.

Lalu ta'at kepada Wong Atua (orang tua), mereka yang jadi marga lantaran lahirnya kita kealam dunia ini, mulanya asih pada asih dimasing-masing hati ibu bapak kita, terus diikat dalam tali suci, atas kehendak dan ijin Allah maka jadilah kita dibesarkan dengan welas asih ibu bapak, dididik, diajarkan kebaikan-kabaikan dari pengalaman hidup mereka, keramat  doa ditumpah curahkan dari dalam lubuk bhatinnya.  Jadi bagi kita  yang ingin menemukan kesejatian hidup  dan  jalan kembali kepada Allah; yang paling mudah bagi kita adalah membalas welas asih mereka (orang tua kita) dengan penuh keta'atan dan hormat tilawat kepada keduanya. Ta'at kepada Wong Atua bakal  menemukan keberkahan hidup.

Selanjutnya Karo (kepada sesama hidup), semua makhluk Allah diciptakan tanpa sia-sia, maka manusia yang paling arif dalam  memanfaatkannya akan mendapatkan keuntungan, dalam pergaulan hidup juga demikian harus saling memberi manfaat dan saling menguntungkan, jangan punya sifat ingin merugikan apalagi mencelakakan, jangan pula ingin untung dari yang enteng, tidak akan ada, kecuali perbuatan menipu, maka hidup tidak bisa tenang sebab akan banyak tuntutan, bahkan bisa berujung dijeruji besi, pilihlah  pergaulan hidup yang baik, sebab diantara; darah keturunan, pendidikan dan pergaulan, yang dengan instan dapat membentuk watak dan karakteristik kerjiwaan seseorang adalah pergaulannya, umpamanya darah keturunannya baik, pendidikannya baik, tetapi salah dalam memilih pergaulannya, maka bakal salah menentukan pilihan hidupnya, kebanyakan manusia celaka karena salah memilih pergaulannya.

Untuk itu pedoman bagi kita, ialah; kepada sesama hidup harus mampu saling menghargai dan menghormati atas  segala kesanggupannya masing-masing, jangan merendahkan kesanggupan orang lain, sementara kita tidak sanggup.

Bagi kita jangan fanatik membabi buta sehingga tidak mau menerima pendapat orang lain, nanti kiita menjadi bodoh dan serba ketinggalan, jadikan pendapat orang lain itu masukan yang akan dipilih dan dipilah oleh intelektual yang merdeka, lalu manfaatkan yang paling baik dan benar diantara semuanya untuk kemajuan Evolusi Jiwa kita, selanjutnya singkirkan jauh-jauh hal tidak bermanfaat;  yang bakal merugikan diri pribadi keluarga dan sesama hidup.

Makin tinggi penghargaan kita kepada sesama hidup (karo), makin banyak manfaat yang bakal kita terima bahkan sampai kepada anak cucu tujuh turunan ... amiin.

Yang terakhir isinya keramat adalah; Kharisma, didapat dari pelaksanaan Ajaran Rasul (Utusan) dalam keta'atan kepada Gusti Allah, manusia yang menyempurnakan hal ini bakal dikenang kebaikannya sepanjang jaman.

Mulanya didalam manusia itu disimpan Rahasia Tuhan, bahkan; "manusia  RahasiaKU dan AKU rahasia manusia", begitu makna "Al insani sirri wa ana sirruhu" (firman Allah dalam hadist kudsi), sebab ada Rahasia Tuhan tersimpan didalam  diri manusia, maka semua makhluk diperintahkan  sujud oleh Allah SWT.  kepada manusia pertama  Adam AS.; semua sujud, kecuali Iblis, dia sombong karena merasa lebih sempurna penciptaannya ketimbang manusia.

Maka jika ada bagian didalam diri pribadi yang menentang, membangkang dan menolak perintah kebaikan dan kebenaran dia adalah tentara iblis, sadari hal itu dan berapa banyak dalam sehari diri pribadi kita bertemu dengan hal itu baik lahir maupun bhatin, lalu seberapa sering dalam sehari kita mengikuti hal itu ?

Fitrah manusia yang sejatinya suci, jadi kotor lantaran mengikuti ajakan para tentara iblis, inilah awalnya menjadi sulit menemukan Rahasia manusia.  Namun manakala kita berusaha mengikuti kembali Ajaran Rasul, maka terbukalah Alam Kesucian dan memancarlah AURA POSITIF dari dalam batin, AURA inilah cirinya manusia yang ber-Kharisma, tinggi derajat bhatinnya, tidak rendah martabat pribadinya, tidak menukarkan ilmunya dengan dunia, semua yang digunakan dalam ibadahnya hasil jerih payahnya sendiri, namun hasil kebahagiaannya dirasakan orang-orang  sekelilingnya, manusia yang berkharisma adalah para mujahid (pejuang) Allah yang sejati, itikadnya ingin mengajak sebanyak-banyaknya manusia kembali kepada Allah dalam keselamatan dan kebahagiaan dunia akhirat, didalam bhatinnya tidak ada pengakuan lain selain karena Allah semata dan hanya mengharapkan ridho Allah Subhanahu Wata'ala.

Maka ketika gumulungnya pengaruh wibawa dan kharisma, jadilah dia manusia yang ber-keramat.

Tidak perlu dipersoalkan lagi, keramat hanya ada di manusia yang masih hidup, bukan pada manusia yang sudah mati dan tidak ada di benda mati;  gali oleh diri pribadi,  hasil dari usaha sendiri,  tak perlu perantara (makelar, calo) dalam memohon kepada Allah, sebab manusia diciptakan sebagai Wakil Allah, muliakan derajat manusia sebagai Wakil Allah oleh kita yang yakin kepadaNYA, ejawantahkan dan buktikan sifat kasih sayang Allah kepada sesama hidup, supaya Allah juga Kasih Sayang kepada kita yang menyakiniNYA.

Tiga persoalan lainnya (Safaat Maunat Mu'jizat) tunggu dulu ... sekian uraian alakadarnya semoga manfaat bagi saya dan para sedulur semuanya ... aamiin ya Rabbal'alamin.


Muji Ka Gusti nu Kagungan Widi, tur Anu Ngersakeun samudaya nu karasa - nu karangdapan

Nyembah kalawan sampurna babasan lahir bhatin tanpa beda, sujud jeung syukur lain pupulasan

Nyukcruk galur ti Rasul; ngungudak tapaking lampah kasajatian, Kebo mulih pakandangan,
Mugi pa'amprok sareng nu sajatina, nu dipamrih manjing kana ridho Gusti Nu Maha Kawasa

Bangkong geus ngaheungheum liangna, nyumput buni di ca'ang, ngahiji teu jadi hiji, pisah teu jadi dua.

Keris manjing sarangka, sarangka manjing warangka, warangka manjing curiga
Wujud sarangka hirup, hirup sarangka hurip, hurip sarangka rasa, rasa sarangka TUNGGAL

Sholawat sareng salam mugi salamina dilimpahkeun ka Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
katut ka para keluarga sareng para sahabat sadayana, teras ka para pangikutna anu satia, kaleubeut urang sadayana salamina miharep rohmat, hidayah, futuh, inayah oge magfirah ngocor mayeung langgeng saterasna dugi ka keturunan urang sadayana ... aamiiin.

Terima kasih buat semua sahabat yang begitu setia memperlihatkan perjuangan dan pengorbanan lahir bhatin, kalian semua para sedulur adalah; saudaraku yang sejati semoga salamanya bersama, tetap dipertemukan dan dipersatukan serta terikat erat oleh tali kasih-sayang  Allah Ta'ala yang penuh kenikmatan.

Kalian yang telah merasakan, menikmati, dipesiarkan, dipertontonkan, akan kebenaran ADAnya kehidupan sejati, kalian yang tengah berbahagia mendapatkan tuntutnan GURUJATI, semoga kuat karena diperkuat oleh keyakinan para sedulur sendiri, bahwa tiada kekuatan melainkan Allah Sendiri.

Yang lahir, maupun terutama yang bhatin, yang tengah kalian rasakan ini, sesungguhnya dicari oleh banyak orang, utamanya oleh mereka yang sungguh sungguh didalam Agamanya, jadi perihal ini barang mahal, luhur ajinya, maka jangan kau lontarkan mutiaramu ini kepada babi dan anjing, karena pasti dicampakannya.

Jangan jadikan untaian kata sebagai penerjemah rasa yang kepalsuan, awas selamanya harus tetap waspada kepada rasa sejati, maka perhatikan oleh para sedulur; jika untaian kata yang terlontar, saling mengharumi, saling menghargai, merendah dalam ujar dan tindak, menentramkan, menyejukan, membangkitkan semangat pengabdian, itu sudah pasti dirimu yang sejati, maka jangan ber-ujar terlalu tinggi apalagi ujub dan sombong, eling dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung, diatas langit masih ada langit, langitmu batas pandanganmu yang sekarang, kemudian kamu terbang tinggi, yang sa'at dibawah tempat itu adalah langitmu, diatasnya ada lagi batas pandanganmu yang baru ... terus begitu dan begitu terus.

Keterbukaanmu saat ini, bisa saja baru pada lapisan langit kesatu atau mungkin kedua ...sehingga masih banyak lapisan yang mesti dibuka, ingatlah mendengar dan memperhatikan bisa lebih banyak manfa'atnya ketimbang lekas-lekas menimpali atau membantah, sehingga terjadi bantah membantah, sedulur kan tahu perjalanan agama itu bukan untuk diperdebatkan, melainkan untuk sesegera mungkin bisa dirasakan isi dari pada inti sari Ajaran Agama Yang Diamalkan.

Sedulur akan merasakan ketakjuban yang amat sangat luar-biasa, manakala sedulur disampaikan pada level pusat inti dari Ajaran Agama Yang Diamalkan (bukan lapisan-lapisannya). Sebagian orang yang sudah tahu ilmunya dari membaca keterangan-keterangan, sa'at ini mereka itu sedang gemerengseng ingin bertemu dengan orang yang merasakan Ilmu Ketuhanan ini.

Yang dipamrih ... jika bertemu ingin meminta secuil pengalaman, padahal disadari manamungkin dirasakan pengalaman tanpa mengalami sendiri, manamungkin mengalami tanpa mengamalkannya.  Mengamalkan tanpa tuntunan manamungkin bisa mencapai pusat inti (Sumber dari segala Sesuatu), jadi jelas yang menuntun harus pernah dituntun ... begitu seterusnya sampai yang menuntunnya adalah Utusan Allah sendiri.

Para sedulur ... begitulah kiranya sekapur sirih dari persoalan Safa'at.

Maka marilah kita perjelas persoalan ini dengan kelapangan hati yang sungguh sungguh karena ingin mengetahui, ingin mengerti, bahkan ingin bisa merasakan sejak sekarang sampai maut menjelang.

Jadi jelasnya begini, sekalipun kata-kata penyambutannya penuh dengan pujian, disertai do'a yang mumpuni, panjang bacaannya, manamungkin sampai - apalagi diterima, jika tak tahu kemana dialamatkannya.

Memuji dan memuja kepada  Allah Yang Maha Pemberi serta Penyayang, Yang Menguasai Semesta Alam, Yang Bersemayam di ArsyNYA Yang Mulia dan Agung, Engkaulah Wujud Tunggal, tiada yang mewujud kecuali Allah sendiri, asal dari Allah ingin kembali kepada Allah, maka ketika Allah berkenan, barulah diperkenankan Utusan Allah untuk menuntunnya, agar bisa sampai kepada yang dituju, kita percaya dan menyakini kepada Allah dan Utusan Allah; berbalas dipercaya, kita mengakui Sang Utusan adalah pemimpin kita, berbalas diakui bahwa kita adalah pengikutnya, ini hakikat bersalawat dan mendapat safa'at, jadi harus jujur pada diri sendiri; sekarang ini sedang berakhlak Rasulullah  atau akhlak yang memusuhinya, seperti kaum musyrik mekah kala itu?
.
Nabi kita sendiri bersalawat, memberikan salam penghormatan dan do'a keselamatan serta keberkahan bagi Utusan Allah Yang Terpuji ( Muhammad Rasulullah), Anasir ini bersifat kekal bahkan bersemayam pada hati setiap jiwa para penyebar Agama, para Nabi semuanya tanpa kecuali, selagi hidupnya pasti didiami oleh ini Anasir Utusan Allah Yang Terpuji.

Begitupun orang-orang yang bersedia serta terpilih menjadi kecintaan Allah di dunia ini, yang bertekad mengajak sebanyak-banyaknya manusia untuk menyembah hanya kepada Allah semata-mata disertai memperlihatkan Akhlak mulia, mereka pada menyadari akan keberadaan ini Utusan Allah Yang Terpuji (yaitu; Nur Muhammad, cahaya terpuji), bahkan mereka pada mengenalnya dengan akrab, jadi bukan dongeng atau isapan jempol belaka, tapi kenyataan yang hakiki, maka bagi orang yang walaupun membaca ribuan kali, tetapi jika tak menyadari keberadaannya, maka sangatlah susah untuk bisa merasakan tertuntun dan  terpimpin agar bisa sampai kepada tujuan yang paling akhir.

Bagi para sedulur semua saya coba bukakan sedikit kesadarannya, bahwa sedulur semua sudah disertai dengan Nur Muhammad sejak awal, dia bersatu dengan kita, tapi tidak jadi satu, pisah tapi tidak jadi dua. Jujur sifatnya; tak mau diajak bohong, ada didalam diri ... temukan dan ikuti.

Bilamana sudah kenal betul, serta mengikuti banyak piwuruknya, petuahnya, ajakannya kepada kebaikan, lahirlah amal Islam (amal yang dasarnya pasrah sumerah kepada Allah), amal sholeh karena keimanan inilah sesungguhnya yang sudah terdo'akan oleh Nabi (assalamu 'alaina wa 'ala ibadilahis sholihin), ada limpahan do'a  bagi yang menuntun dan untuk yang dituntun, namun bersyarat, yaitu; hanya bagi para pengabdi yang sholeh, bukan beramal lantaran ingin pujian atau pamer (ria) itu tandanya belum tahu, apalagi kenal.

Singkat kata, bakal terlihat siapa yang bersalawat dengan sesungguhnya, siapa pula yang membaca kalimat salawat hanya sekedar nyanyian pujian, sebab pada hakikatnya siapa yang bersalawat akan mendapat safa'at "itu sudah pasti", namun masing-masing pribadi harus sudah mendapat pengakuan itu sejak sekarang, bukan nanti. Sebab sejak sekarang pula kita harus bertekad untuk mengabadikan atau melanggengkan Ajaran Gusti Allah yang Suci ini, serta berani memperlihatkan contohnya sekalipun banyak rintangan yang menghalang.

Bersalawat kepada Ibrahim, hakikatnya karena ketauhidannya yang kokoh.
Bersalawat kepada Muhammad, hakikatnya karena akhlaknya yang mulia.
Sedulur jumpai dulu rasa 'taukhid dan akhlak', terkancing dengan kuat, cirinya sudah masuk - ya keluar (medal), bilamana masuk dalam hati dan mengakar katauhidan, maka keluar (medal) akhlak mulia.


Nah jika sudah merasakan sampai begitu, ada bisik "pengakuan" inilah Guru Jati, keberadaannya bagi kita; diakui tidak boleh, tidak diakui salah,  adalah Anasir Positif, Energi Illahi, hal seperti inilah yang pernah Allah Anugerahkan pada mereka yang telah menemui jalanNYA, sebagaimana jalan  bagi  yang Engkau anugerahi nikmat atas mereka; permohonan seperti ini setidaknya diulang-ulang memintanya sedikitnya tujuh belas kali dalam sehari semalam; didalam mendirikan sholat lima waktu, maka jika sedulur sungguh-sungguh didalam memintanya, lambat laun pasti terkabulkan.

Safa'at bagi abdi yang sholeh adalah pengakuan atau rekomendasi dari sang Utusan Allah Yang Sejati yang diberikan pada pribadi muslim sejati atas segala tekad ucap lampah yang sesuai dengan tuntunannya, jadi ketentuannya; jika yang dituntun merasa lebih pintar dari penuntunnya, maka akan ditinggalkan Guru Jati.

Monyet ngagugulung kalapa,
monyet yang tidak tahu manfaat kelapa,
hanya orang yang tidak tertuntun hatinya oleh Guru Jati
manakala dia berilmu atau tahu ilmunya,
namun tak mampu mengamalkannya,
bahkan tak tahu manfaat dari ilmu yang dimilikinya.

Sedulurku, kita harus berhasrat besar yang disertai kemauan kuat
untuk mendapatkan tuntunan dari GuruJati,
maka turunkanlah, bahkan jatuhkanlah
dari tempat yang tinggi itu,
yaa ... diatas, dikepala, semua ilmu harus diturunkan,
sebagaimana buah kelapa dijatuhkan dari pohon yang tinggi,
begitu banyak yang harus dikorbankan,
dikupas, dibeset, dibedol diambil sabutnya,
namun jangan takut, sabutnya terpakai sebagai penyulut api,
batoknya dipecah, dicongkel diambil daging kelapanya,
batoknya yang sudah hancur juga terpakai untuk bahan bakar,
daging kelapa yang putih bersih, harus diparut dan dilumat
diambil sari patinya ... putih bersih, santan kental hasilnya,
tak cukup hanya sampai disitu ....
perjuangan dan pengorbanan masih berlanjut
santan digodog dalam api suhu tinggi
cukup lama untuk habis kadar airnya,
maka jadilah minyak kelapa, yang lebih tinggi ajinya
kini diangkat derajatnya beberapa tingkat,
namun belum tuntas pengabdian dan pengorbanan ...
kembali menghadapi api suhu tinggi ...
namun kali ini ada yang menyertai ...
beberapa potong daging gepuk ikut digoreng,
setelah tuntas dipakai barulah menemukan
inilah JALANtah daging gepuk ...
dipakai goreng ikan ....inilah JALANtah ikan...
dipakai goreng terasi .... inilah JALANtah terasi ...


Perjuangan dan pengorbanan dalam mempraktikan ilmu
mengejawantahkan segenap pengetahuan
mengaplikasikan  segala-rupa penemuan
selama hasilnya ada  guna manfaatnya
upayakan ... sekalipun besar perjuangan dan pengorbanannya
karena pada akhirnya sedulur bakal menemukan JALAN
Khas untuk diri-pribadi sedulur sendiri,  sebab ...
Jalan-tah ikan   -  berbeda  -  dengan Jalan-tah daging
Jalan-tah daging -  berbeda   -  dengan Jalan-tah terasi.
sedulur akhirnya tahu betul perbedaanya
sebab sedulur telah pernah merasakannya


Akhir dari persoalan ini bertanggung jawablah atas tetap berkelanjutannya ini Perjalanan Suci, jagalah agar tetap terpelihara Kesejatiannya, apapun yang dicontohkan secara nyata, harus bertumpu pada kekokohan At-Taukhid dan Akhlakul Karimah.

Jadilah semakin matang dan dewasa dalam menyikapi segala persoalan, sebab Nabi dan Agama sudah pasti Keselamatannya, namun adalah  tugas kita  untuk mengestafetkan kepada generasi selanjutnya Ajaran yang menyelamatkan ini, Perjalanan yang penuh dengan rahmat bagi semesta alam.

wassalam ..
Title : Persoalan, Keramat, Safa'at, Maunat dan Mukjizat
Description : Persoalan, Keramat, Safa'at, Maunat dan Mukjizat Didalam perilmuan tingkat tinggi atau Ilmu Rahasia Ketuhanan,  dikenal keempat ist...
di November 15, 2015
Rating : 5 Dari :5 terbaik
SILAHKAN DISHARE :
 

Medar Ilmu Batin • All Rights Reserved